KA Argo Bromo Anggrek
Asal Usul Nama Kata Argo digunakan sebagai citra jenama layanan kereta api eksekutif unggulan, sedangkan kata "Bromo" diambil dari sebuah gunung berapi yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, Gunung Bromo, yang dikenal akan keindahan kawah dan keasrian alam lingkungan sehingga kawasan Gunung Bromo menjadi salah satu tujuan wisata utama turis dalam negeri maupun mancanegara. Kata "Anggrek" digunakan untuk menandai adanya jenama turunan dari produk sebelumnya, sehingga warna bagian dalam kereta tersebut disesuaikan dengan paduan warna bunga anggrek.
Awal pengoperasian kereta api
Kereta api Argo Bromo "JS-950"
Sejarah kereta api berkelajuan tinggi di Indonesia diawali dengan peluncuran kereta api Argo Bromo "JS-950" yang diresmikan oleh Presiden Indonesia saat itu, Soeharto, pada tanggal 31 Juli 1995 yang menandai Hari Teknologi Nasional—kode "JS-950" berarti "kereta api lintas Jakarta-Surabaya ditempuh dalam waktu 9 jam yang diluncurkan pada peringatan 50 tahun kemerdekaan Republik Indonesia". Bersama dengan kereta api Argo Gede, kereta api Argo Bromo merupakan layanan kereta api Argo pertama di Indonesia.
Pada tanggal 24 September 1997, Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) meluncurkan kereta api baru menggunakan rangkaian kereta yang dilengkapi bogie CL243 bolsterless (K9)—bogie yang dikembangkan bersama Alstom menggunakan suspensi udara sehingga ia memiliki kecepatan hingga 120 km/jam.
Kereta api ini juga pernah mengusung jargon "JS-852" yang berarti "perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya ditempuh selama kurang lebih 8 jam 30 menit dan dioperasikan untuk memperingati 52 tahun kemerdekaan Indonesia". Pada zamannya, ia merupakan kereta api unggulan dari PT Kereta Api Indonesia dengan rangkaian kereta yang lebih bagus dari yang lainnya—buatan PT INKA tahun 1997 dan 2001—serta fasilitas juga lebih baik dari kereta eksekutif lain—seperti sandaran kaki, toilet yang lebih bagus, pintu elektrik otomatis, dan lainnya.
Kereta api ini pernah melayani kelas super eksekutif ("KZ") yang dioperasikan selama beberapa waktu yang dilengkapi fasilitas yang lebih dari kelas eksekutif biasa—adanya komputer dan kursi yang lebih nyaman. Namun, layanan kelas super eksekutif ini tidak bertahan lama.
Kereta api ini sempat beroperasi secara bersamaan dengan pendahulunya (Argo Bromo "JS-950") hingga kereta api tersebut berhenti beroperasi mulai tahun 2000-an awal seiring adanya kebijakan rasionalisasi yang dilakukan oleh PT KA. Sejak dihapusnya kereta api Argo Bromo"JS-950", rangkaian keretanya dihibahkan untuk pengoperasian kereta api Bima.
Rangkaian kereta ini juga sempat mengalami pemugaran ulang di PT INKA sekitar tahun 2000-an akhir dan mengubah warna bagian luar dari merah muda menjadi ungu, meskipun tidak semua kereta ini mengalami proses perbaikan ulang.
Pengoperasian kereta api saat ini
PT KAI menambah layanan pada kereta api ini sehingga ia melayani kelas luxury mulai tanggal 12 Juni 2018.
Rangkaian kereta kelas eksekutif berbahan baja nirkarat mulai digunakan untuk pengoperasian kereta api ini pada tahun 2019. Selain itu, rangkaian kereta eksekutif buatan tahun 2018 milik Dipo Kereta Semarang Poncol dimutasi ke Dipo Kereta Surabaya Pasarturi karena ia membutuhkan tiga rangkaian kereta dalam pengoperasiannya. Rangkaian kereta buatan tahun 1997 hingga 2001 kemudian dimutasi ke Dipo Kereta Semarang Poncol (SMC) untuk pengoperasian kereta api Argo Sindoro dan Argo Muria.
Dengan berlakunya grafik perjalanan kereta api (gapeka) mulai tanggal 1 Desember 2019, terjadi perubahan pola operasi kereta api sehingga rangkaian kereta ini sering bertukar dengan rangkaian kereta api Taksaka. Selain itu, jumlah pemberhentian pada perjalanan kereta api ini ditambah sehingga ia melayani naik/turun penumpang di Stasiun Bojonegoro dan Stasiun Pekalongan (jadwal malam).
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api_Argo_Bromo_Anggrek#cite_note-12
Komentar
Posting Komentar