Kompilasi KRL JR 103

Awal Masa Kedinasan (2004-2008)
KRL JR seri 103 merupakan KRL tertua yang dimiliki Jepang pada saat KRL ini dibeli untuk dikirim ke Indonesia, dengan rangkaian yang pertama kali dibuat pada tahun 1964, sehingga pembelian KRL tipe ini tidak banyak, karena dianggap terlalu kuno dan tidak efisien jika membeli KRL yang berbody Mild Steel dan berteknologi Rheostat, sehingga pada pembelian berikutnya, KRL yang dibeli adalah KRL Tokyu seri 8000 dan 8500.

Indonesia membeli kereta ini untuk melayani beberapa rute KA Jabodetabek. KRL ini mulai beroperasi pada akhir tahun 2004, langsung menggunakan livery JR East Musashino Line, yang merupakan livery bawaan dari Jepang, namun dengan pemasangan cowcatcher terlebih dahulu. KRL ini mulai digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres pada jalur Bogor, di jalur Serpong sebagai Sudirman Ekspres, dan juga di jalur Tangerang sebagai Benteng Ekspres. Namun, akibat bertambahnya jumlah penumpang, KRL ini pun mulai ditemani dengan KRL Tokyu 8000 yang saat itu telah memiliki 8 kereta per rangkaian mulai tahun 2005. KRL ini pun mulai difokuskan di rute Serpong dan Tangerang yang jumlah penumpangnya tidak terlalu banyak. KRL ini dikenal sebagai salah satu rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek, khususnya dengan keadaan KRL Ekspres yang tidak begitu penuh yang menambah dinginnya KRL ini. Pada tahun 2007, KRL ini pun dicat dengan warna kuning-orange.

Masa-masa Kedinasan (2009-2013)
Pada tahun 2009, KRL ini dicat dengan warna biru tua-biru muda, sebagai KRL pertama yang menjalani pemeliharaan akhir lengkap (PAL) di Dipo KRL Depok. Setelah itu, KRL ini sempat dioperasikan untuk layanan Ekonomi AC Tanahabang - Depok untuk rangkaian kaca tinggi dengan 2 rangkaian digabung menjadi satu, dan rangkaian kaca rendah beroperasi sebagai KRL Ekspres di jalur Tangerang dengan formasi 1 set, juga terkadang KRL ini dioperasikan di Jalur Bekasi/Bogor. Di era inilah juga, KRL ini harus menghadapi penuhnya penumpang khususnya pada saat berdinas sebagai KRL Ekonomi AC, dan pada jam sibuk seringkali pintu KRL ini diganjal oleh penumpang, sama seperti KRL AC lainnya.

Pada tahun 2011, KRL ini mulai dicat dengan skema warna "JR Central" (putih dengan garis orange dan hijau), dan mulai saat itu, KRL ini tidak sedingin dulu lagi saat pertama datang, bahkan seringkali panas, dan dinginnya KRL ini masih kalah dari banyak jenis KRL, seperti KRL JR 205 yang datang pada tahun 2013. Usia KRL yang semakin tua juga membuat rangkaian ini kadang bermasalah, seperti AC panas atau kereta yang mogok.

Sejak 2012-13, karena kerusakan dan kesulitan suku cadang, rangkaian E20 dan E27 tidak bisa dioperasikan, sehingga rangkaian kereta yang tersisa akhirnya hanya 2 rangkaian, yaitu rangkaian E21 dan E22. (Rangkaian E21 merupakan rangkaian kaca rendah dan E22 kaca tinggi). Namun akhirnya rangkaian E21 dan E22 digabung sehingga dalam 1 rangkaian terdapat 8 kereta.

Akhir masa kedinasan (2014-2016)
Sejak 2014, rangkaian ini akhirnya menggunakan livery KCJ namun dengan logo PT KAI, yang ternyata merupakan livery terakhirnya selama berdinas di Indonesia. KRL ini sejak menjalani pemeliharaan akhir lengkap (PAL) pada tahun 2014 sempat berdinas pada rute yang jauh seperti di jalur Bogor, Bekasi, dan Serpong, namun akhirnya KRL ini sejak tahun 2015 lebih sering beroperasi sebagai KRL feeder, biasanya pada rute Manggarai - Duri PP maupun Jakarta Kota - Kampung Bandan PP.

KRL ini lebih sering difungsikan sebagai KRL Feeder saja di saat-saat terakhir masa dinasnya karena seringnya mengalami masalah. Meskipun KRL ini berada dalam perawatan Dipo KRL Depok, akan tetapi KRL ini sering "beristirahat" di Dipo Bukit Duri. Keberadaannya pun semakin tergeser dengan kedatangan KRL JR East seri 205 yang baru, dimana KRL seri 205 ini didatangkan secara besar-besaran sejak tahun 2013 akhir, yang membuat posisi KRL ini sangatlah tergeser.

Mulai tanggal 1 Januari 2016, dua rangkaian KRL JR 103 yang terakhir beroperasi (KeYo E21- KeYo E22) telah berhenti beroperasi dan telah dikirim dari Dipo Bukit Duri untuk disimpan di Dipo KRL Depok. Pada akhir November 2016, seluruh rangkaian KRL seri 103 baik yang ada di Dipo Depok maupun di Balai Yasa Manggarai akhirnya dikirimkan ke Stasiun Cikaum, Kabupaten Subang, yang berada di wilayah Daop 3 Cirebon.









Komentar